DENPASAR - Isu terdengar bahwa toko 'China' yang sudah ditutup oleh pemerintah Bali yang melakukan praktik tidak sehat dan ilegal kembali disinyalir buka. Keberadaan toko - toko yang meresahkan bagi pelaku bisnis UMKM Bali, pengrajin Bali, kedai masakan Bali dan perusahaan kecil asal Bali lainnya dapat kembali membuat citra buruk bagi pariwisata di Bali dan Indonesia.
Praktik usaha yang tidak sehat ini diduga berkolaborasi dengan oknum agen travel yang sengaja mendukung praktik - praktik curang untuk kepentingan fulus semata. Bahkan kuat dugaan ada oknum yang sepertinya melindungi praktik - praktik yang merugikan industri Pariwisata Bali ini.
Menghubungi Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, Putu Winastra dan menanyakan perihal tentang adanya toko - toko yang dulunya ditutup dan kembali akan buka, Ia menjelaskan bahwa dirinya benar telah mengikuti rapat dengan Gubernur Bali Wayan Koster mengenai hal tersebut.
Dalam pesan suaranya mengatakan bahwa Koster menginginkan toko - toko tersebut tidak boleh buka kembali, karena dapat mencoreng wajah pariwisata Bali yang menjunjung tinggi asas keadilan bagi penghasilan masyarakat Bali secara luas.
" Iya benar saya mengikuti rapat yang dilakukan bersama Gubernur Bali, Pak Koster menginginkan untuk Toko semacam itu ditutup, " jelas Putu Winastra, Jumat (17/02/2023).
" Kita akan ada rapat kembali dengan Kadisparda senin tanggal 20 (Februari 2023), tunggu ya teknisnya bagaimana, " tambahnya.
Lalu menanyakan soal beking yang berada dibalik semua ini, ia menjawab tidak tahu dan bila paham akan melaporkan semuanya kepada Gubernur Bali.
Transaksi pembayaran yang menggunakan aplikasi weChat langsung dari negara China ini, tentu tidak mendatangkan efek domino positif bagi pengerajin UMKM Bali bila kedatangan turis asal China ini meningkat sekalipun.
Malah kabarnya sudah ada 3 atau 5 toko yang telah buka, yang dalam penelusurannya ada di sebuah mall besar di Bali, selanjutnya di wilayah Nusa dua dan sekitarnya.
Menghubungi Ida Bagus Agung Partha Adnyana selaku Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali melalui pesan elektronik, menanyakan hal yang sama, belum juga terlihat menjawab pertanyaan dari awak media.
Kasatpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi yang juga ditanyai itu, juga belum terlihat menjawab pesan elektroniknya sampai berita ini tayang. (Ray)