KALTIM - Kebijakan pemindahan Ibu Kota akan berdampak pada peningkatan infrastruktur kesehatan, termasuk peningkatan kualitas bagi para tenaga bidan di Kalimantan Timur.
Demikian disampaikan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kalimantan Timur, Sri Handayani, di Samarinda, beberapa waktu lalu.
"Kami sangat mendukung pemindahan Ibu Kota karena akan berdampak pada peningkatan infrastruktur kesehatan, termasuk peningkatan kualitas bagi para tenaga bidan di Kalimantan Timur. IBI Kaltim menyambut kehadiran para pekerja dan ASN di IKN dan daerah penyangga, dan kami akan meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi sehingga para bidan mampu memberikan pelayanan kebidanan secara paripurna, " tegasnya.
Dia menambahkan bahwa hal tersebut menjadi tantangan dengan semakin banyaknya orang yang datang dan menetap di Kalimantan Timur, maka persoalan kesehatan reproduksi juga semakin kompleks.
"Upaya yang kami lakukan untuk meningkatkan kemampuan SDM para bidan antara lain, dengan melalui pendidikan dan pelatihan - pelatihan yang dilaksanakan oleh pengurus IBI daerah. Selain itu, IBI Kalimantan Timur bekerja sama dengan kampus-kampus yang mencetak calon bidan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan serta dosen berkualitas, sehingga akan menghasilkan bidan-bidan yang memiliki keahlian. Peran Kampus sangat penting dalam memberikan kontribusi untuk meningkatan kualitas para bidan, sehingga dapat bekerja di daerah-daerah yang membutuhkan, terutama di kawasan IKN Nusantara, " ungkapnya.
Sri melanjutkan, IBI Kalimantan Timur selalu melakukan pengawasan dalam rangka menjamin mutu pelayanan kesehatan bagi bidan-bidan yang nantinya kita sebarkan di seluruh pelosok Kalimantan Timur. Sampai saat ini bidan yang terdaftar di Kalimantan Timur sebanyak 7000 bidan dan yang sudah tersertifikasi keahliannya sekitar 80 persen. Para bidan tersebut sudah kami sebarkan ke seluruh pelosok melalui organisasi, yang bekerja sama dengan pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan bidan yang ada di Kalimantan Timur, termasuk di daerah-daerah penyangga IKN.
"Kendala yang kami hadapi antara lain jarak yang cukup jauh, sehingga menyulitkan kami memanggil para bidan untuk mengikuti pelatihan. Namun, hal tersebut kami atasi dengan datang secara langsung untuk memberikan pelatihan - pelatihan ke wilayah Kabupaten/Kota. Kami juga melakukan kerjasama lintas sektor dengan para tokoh Agama dan tokoh masyarakat terkait dukun-dukun yang sudah tidak difungsikan lagi, karena untuk persalinan yang bersih dan aman agar ditangani oleh bidan yang berkompeten. Namun tantangan yang saat ini kami hadapi, masih terdapat Puskesmas yang belum lengkap peralatannya terutama di pelosok - pelosok dan yang sulit terjangkau oleh para bidan, " tutupnya mengakhiri.